10 Oktober 2008

Ayah Punya Penis

Mbak Ajeng tahu apa itu penis. Dia juga tahu alat kelaminnya disebut vagina. Seperti punya ibu, mbahti, ustadzah, Mbak Serly, dan orang-orang yang digolongkan sebagai perempuan lainnya. "Kalau laki-laki punya penis. Ayah, mbahkung, Mbah Ju, Mas Singgih, Pak Su," kata Mbak Ajeng.

Ibu tahu, orang-orang yang lebih tua mungkin risi dengar kata penis dan vagina. Biasanya, pada anak, diajarkan kata lain sebagai pengganti. Yang paling populer tentu saja burung untuk penis. Tapi ibu dan ayah tidak anggap penis dan vagina sebagai bahasa kasar atau kotor. Memang itulah namanya. Kalau penis disebut kxxxxl, baru kasar.

Ibu tidak bisa 24 jam sehari dengan Mbak Ajeng. Di waktu yang ada itu, ibu ingin bisa ajarkan Mbak Ajeng sesuatu yang sebenar-benarnya. Soal apa saja. Makanya ibu tidak pernah berbohong sama Mbak Ajeng. Ibu ingin Mbak Ajeng tahu tentang alat kelamin pertama kali ya dari ibu sendiri. Bukan dari guru di sekolah. Bukan dari buku pelajaran. Apalagi dari teman.

Ibu juga selalu pesan, vagina tidak boleh dipegang-pegang karena kotor. Jadi jangan dipegangi kecuali waktu dibersihkan selesai pipis. Juga tidak boleh dipegang sama orang lain. Mbak Ajeng harus cerita ke ibu kalau ada yang berani pegang-pegang. Beberapa tahun lagi, pasti ibu jelaskan lebih panjang tentang perbedaan penis dan vagina, serta kenapa tidak boleh dipegang-pegang.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

mungkin belum saatnya kali ya. Usia 10 tahun ak rasa itu adalah saat yang tepat..

Zeeva Athena Cakranegara mengatakan...

tosss....vagina ya vagina...