13 Agustus 2008

Menggambar Bebas

(Hari kedua Mbak Ajeng ke sekolah; Kamis 17 Juli 2008)

Mbak Ajeng dicium-cium Ibu sampai bangun. Mau sekolah, kan? Agak rewel mandinya dan seperti rada terpaksa. Nggak mau keramas dan sikat gigi. Duile, sekolah kok nggak sikatan..

Mandi jam 07.00 kurang, berangkat hampir 07.30. Mbak Ajeng pakai rok kuning, kaos Pooh kuning, sepatu putih dan kaos kaki pink. Pakai kaos dalam juga. Jaketnya merah, topinya juga merah. Bawa bekal sama kayak kemarin. Kulit ayam dan nasi. Minumnya es teh.

Salim sama ustadzah, main sebentar, trus masuk kelas. Tapi ruangannya bukan yang kemarin. Di ruangan kelas TK A yang lebih besar. Ibu duduk di pojokan dekat pintu, sama ibunya teman-teman Ajeng yang nggak mau ditinggal seperti Ajeng. Hari ini pelajaran menggambar bebas. Mbak Ajeng langsung senaaaang waktu dibagi-bagiin krayon satu tempat besar. Warnanya lengkap dan banyak. Warna tas krayonnya dua macam, biru dan merah. Ajeng kebagian blue. Yang cowok ada yang kebagian pink. Nggak rebutan. Sudah ada namanya masing-masing ditulis pakai spidol di bagian belakang tas krayon.

Di kelas, Ajeng duduknya milih kursi kuning. Tapi mintanya nggak bilang kuning. "Yellooooow," minta Ajeng. Sempat duduk di kursi hijau yang lebih besar pakai sandaran dan ada pegangan tangan kiri-kanan. Diangkat tinggi-tinggi karena teman semejanya duduknya mepet nutupi jalan.
Ustadzah Ita kasih contoh gambar balon besar-besar tiga di papan. Pakai kertas putih, spidolnya warna hitam. Trus tiap anak dikasiin kertas gambar selembar. Ada tulisan tanggal dan judul Menggambar Bebas. Boleh gambar apa aja.

Waktu Ibu berdiri mau ambil sendal yang ketinggalan karena ngelepas di depan pintu kelas PG, Ajeng liat dan nangis. Kelihatan dari kaca hitam di samping Ajeng. Menggambar, Ajeng ambil krayon kuning. Gambar-gambar sendiri, agak jarang noleh nyariin Ibu seperti biasa. Mungkin asyik menggambar. Trus panggil Ibu, mau kasih lihat hasil gambarnya. Ibu nggak tahu Mbak Ajeng gambar apa kok garis-garis panjang warna kuning. "Gambar apa ini?" Ibu tanya. "Buaya," jawab Mbak Ajeng yakin. "Buaya? Mana ekornya? Mana kepalanya?" Trus Mbak Ajeng tunjuk bagian ujung-ujung gambar. "Oh iya, Ibu ndak tahu. Pintarnya..."
Mbak Ajeng gambar-gambar lagi sendiri. Ustadzah Ita datang ke meja-meja. Nulisin nama murid di tiap lembaran kertas gambar. Waktu ibu lihat punya Mbak Ajeng, ustadzah nulis "buaya" di dekat gambar yang tadi Mbak Ajeng pamerin ke Ibu, dan "balon" di dekat gambar kriwul-kriwul panjang yang baru Mbak Ajeng buat. Tadi Ustadzah Ita mungkin sempat nanya, Mbak Ajeng gambar apa. Jawabannya ditulis di situ sama ustadzah.

Ibu sempat intipin gambar teman Ajeng, Aish. Ada juga tulisan "sawah yang banyak bunga-bunganya", mungkin seperti jawaban Aish waktu ustadzah nanya tentang gambarnya.

Mau makan, Mbak Ajeng pintar ambil tasnya sendiri. Sudah tahu mejanya. Ibu nggak ikut nganterin ke kelas PG. Ajeng digendeng Ustadzah Rosi. Makannya tetap di kelas TK A. Baris dulu, ngantri ke kamar mandi cuci tangan. Ada doa masuk kamar mandi dan keluar kamar mandi dibacain ustadzah keras-keras, seperti kemarin. Tapi Mbak Ajeng nggak nyimak karena cuci tangan terakhir-terakhir. Makannya banyak lagi. Duduk dekat Mas Farrel yang bawa Sari Roti 1. Minumnya sama kayak Ajeng, teh. Tempat minumnya gede. Tapi Mas Farrel makannya sambil jalan-jalan. Kata ustadzah kayak kambing kalau makan sambil jalan-jalan.

Pas yang lain masih antri cuci tangan, Mbak Ajeng malah ambil mainan susun balok yang satu platik gede, ditumpahin. Habis itu pinter, diberesin, dimasuk-masukin semua. Tapi trus dikeluarin lagi di deket Ustadzah Rosi. Huehehe.

Pulang, baris dulu di kelas. Antri salim ustadzah di depan pintu. Tempat sepatunya dimasukin. Jadi pakai kaos kaki dan sepatu di dalam. Pas berdiri depan pintu, Ustadzah Khusnul sibuk angkuti rak-rak sepatu ke dalam. Ibu suruh Mbak Ajeng bantuin. Trus Ajeng angkat satu rak yang terakhir, ustadzah kaget dan senang dibantu. "Wah, kuatnya Mbak Ajeng. Terima kasih."
Ajeng baris paling depan. Sebenarnya karena mau keluar, trus ditahan ustadzah untuk ikut baris sebelum pulang yang memang sudah siap dimulai. Mbak Ajeng mewek, padahal Ibu pas di depannya Mbak Ajeng, hanya dipisahin jendela kaca transparan dan Mbak Ajeng bisa lihat Ibu ndak pulang.

Di rumah, Mbak Ajeng ndak tidur siang sampai waktu ibu berangkat. Main dan mandi kolam sama Mas Singgih. Masya awloh ramenya.

Tidak ada komentar: